Oxford, United Kingdom – 2 Juli 2024 – Tim peneliti Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap diskusi global tentang strategi vaksin COVID-19 pada konferensi "Collaboration Beyond Boundaries" yang baru-baru ini diadakan di University of Oxford. Acara ini berlangsung pada tanggal 1-2 Juli dan mengumpulkan sekelompok ahli yang beragam dari akademisi, industri, kebijakan, dan masyarakat sipil untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif dalam mengatasi ancaman pandemi global.
Left to right (Kusuma Herawati, Miftahul Jannah, Edward Sutanto)
Mewakili Indonesia pada konferensi tersebut adalah Kusuma Herawati dan Miftahul Jannah dari Summit Institute for Development (SID), serta Edward Sutanto dari Oxford University Clinical Research Unit – Indonesia (OUCRU-Indonesia).
Herawati mempresentasikan penelitiannya tentang "Analisis Reactogenicity dari Vaksin SARS-CoV-2 Inactivated dan mRNA atau vektor pada Wanita Hamil dan Tidak Hamil di Indonesia." Studi ini melibatkan 1.819 wanita hamil dan tidak hamil, di Pulau Lombok. Studi ini menemukan bahwa wanita hamil cenderung memiliki lebih sedikit efek samping setelah divaksinasi. Hal ini mungkin karena sistem kekebalan tubuh mereka berubah selama kehamilan, yang membantu mengurangi efek samping ini. Kesimpulan utamanya adalah vaksin seperti CoronaVac dan Sinopharm, yang menggunakan virus yang dinonaktifkan, aman untuk wanita hamil dan menyebabkan lebih sedikit efek samping. Di sisi lain, vaksin seperti mRNA atau vektor vaksin (seperti Pfizer, Moderna, & AstraZeneca) menyebabkan lebih banyak efek samping dalam minggu pertama setelah vaksinasi dibandingkan dengan vaksin virus yang dinonaktifkan.
Sebagai bagian dari upaya global untuk memahami dampak vaksin COVID-19 pada hasil kehamilan dalam berbagai pengaturan, Miftahul Jannah mempresentasikan temuan dari penelitiannya yang berjudul "Impact of COVID-19 Vaccination on Pregnancy Outcomes: A Prospective Cohort Study." Studi ini, yang dilakukan di Lombok, Indonesia, sebuah lingkungan sumber daya rendah, bertujuan untuk menjelaskan potensi manfaat dan risiko vaksinasi bagi wanita hamil dalam lingkungan tersebut.
Penelitian ini mengikuti kohort 3.819 wanita hamil dari dua wilayah di Lombok. Para wanita dikategorikan berdasarkan pilihan vaksinasi mereka: menerima vaksin yang dinonaktifkan, mRNA, atau berbasis vektor selama kehamilan, atau tetap tidak divaksinasi. Dengan membandingkan kelompok-kelompok ini, studi Jannah dapat menilai dampak vaksinasi pada berbagai hasil kehamilan.
Presentasi luar biasa Edward tentang "Impact of COVID-19 vaccination with inactivated, mRNA, or virus vector vaccines on immune responses among pregnant and non-pregnant women: A prospective cohort study" membuatnya meraih penghargaan bergengsi untuk Best Poster Presentation in Vaccines and Immunology category. Studi-nya menyoroti bahwa sementara vaksin COVID-19 berbasis mRNA dan vektor menghasilkan respons imun yang lebih tinggi pada wanita hamil dibandingkan dengan vaksin yang dinonaktifkan, kehamilan ditemukan menurunkan respons imun ini. Dengan demikian, studinya menyerukan strategi vaksinasi yang disesuaikan untuk wanita hamil untuk mencapai perlindungan optimal.
"Berpartisipasi dalam konferensi ini adalah pengalaman yang tak ternilai," kata Hera. "Menghadiri International Pandemic Sciences Conference adalah kesempatan berharga untuk berinteraksi dengan para ahli, bertukar pengetahuan tentang strategi pengelolaan pandemi. Saya senang dapat menerapkan pendekatan komunikasi dan keterlibatan masyarakat yang inovatif yang saya pelajari untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons kesehatan masyarakat kami di SID."
Kontribusi para peneliti Indonesia pada konferensi ini menggarisbawahi komitmen negara terhadap peningkatan kesiapsiagaan dan tindakan yang lebih baik selama pandemi dan bagaimana meningkatkan perawatan yang pantas diterima oleh masyarakat, meskipun pandemi.dan meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak. Partisipasi mereka menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan kesehatan global.
Comments